Kamis, 09 Desember 2010

ROCK IN INDONESIA

Awal Mula

Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah
namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album
ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.

Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal.

Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.

Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang
mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista.

Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulu sempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain Ayu Azhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hingga Krisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagai istri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan juga
mantan vokalis Rotor.

Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground
manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seni MA dan acara musik kampus sering kali pula di “infiltrasi” oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA
Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas
Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).

Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah
label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band
seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius
Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.

Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering
terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal daninternasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.

Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).

Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover
penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan
sebagainya.

29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek
Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah,
Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.

10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue- venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super- sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut,
Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral’ dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yangterletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat’ mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.

Scene Punk/Hardcore/Brit/Indie Pop

Invasi musik grunge/alternative dan dirilisnya album Kiss This dari Sex Pistols pada tahun 1992 ternyata cukup menjadi trigger yang ampuh dalam melahirkan band-band baru yang tidak memainkan musik metal. Misalnya saja band Pestol Aer dari komunitas Young Offender yang diawal kiprahnya sering meng-cover lagu-lagu Sex Pistols lengkap dengan dress-up punk dan haircut mohawknya. Uniknya, pada perjalanan selanjutnya, sekitar tahun 1994, Pestol Aer kemudian mengubah arah musik mereka menjadi band yang mengusung genre british/indie pop ala The Stone Roses. Konon, peristiwa historik ini
kemudian menjadi momen yang cukup signifikan bagi perkembangan scene british/indie pop di Jakarta. Sebelum bubar, di pertengahan 1997 mereka sempat merilis album debut bertitel `…Jang Doeloe’. Generasi awal dari scene brit pop ini antara lain adalah band Rumahsakit, Wondergel, Planet Bumi, Orange, Jellyfish, Jepit Rambut, Room-V,
Parklife hingga Death Goes To The Disco.

Pestol Aer memang bukan band punk pertama, ibukota ini di tahun 1989 sempat melahirkan band punk/hardcore pionir Antiseptic yang kerap memainkan nomor-nomor milik Black Flag, The Misfits, DRI sampai Sex Pistols. Lukman (Waiting Room/The Superglad) dan Robin (Sucker Head/Noxa) adalah alumnus band ini juga. Selain sering manggung di Jakarta, Antiseptic juga sempat manggung di rockfest legendaris Bandung, Hullabaloo II pada akhir 1994. Album debut Antiseptic sendiri yang bertitel `Finally’ baru rilis delapan tahun kemudian (1997) secara D.I.Y. Ada juga band alternatif seperti Ocean yang memainkan musik ala Jane’s Addiction dan lainnya, sayangnya mereka tidak sempat merilis rekaman.

Selain itu, di awal 1990, Jakarta juga mencetak band punk rock The Idiots yang awalnya sering manggung meng-cover lagu-lagu The Exploited. Nggak jauh berbeda dengan Antiseptic, baru sembilan tahun kemudian The Idiots merilis album debut mereka yang bertitel `Living Comfort In Anarchy’ via label indie Movement Records. Komunitas-
komunitas punk/hardcore juga menjamur di Jakarta pada era 90-an tersebut. Selain komunitas Young Offender tadi, ada pula komunitas South Sex (SS) di kawasan Radio Dalam, Subnormal di Kelapa Gading, Semi-People di Duren Sawit, Brotherhood di Slipi, Locos di Blok M hingga SID Gank di Rawamangun.

Sementara rilisan klasik dari scene punk/hardcore Jakarta adalah album kompilasi Walk Together, Rock Together (Locos Enterprise) yang rilis awal 1997 dan memuat singel antara lain dari band Youth Against Fascism, Anti Septic, Straight Answer, Dirty Edge dan sebagainya. Album kompilasi punk/hardcore klasik lainnya adalah Still One, Still Proud (Movement Records) yang berisikan singel dari Sexy Pig, The Idiots, Cryptical Death hingga Out Of Control.

Bandung scene

Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan
membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya. Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel “Masaindahbangetsekalipisan.” Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu- satunya band asal Jakarta.

Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel “Four Through The S.A.P” ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna. Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.

Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul “Golok Berbicara”. Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.

Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan jug lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis. Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, Homogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis’ di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.

Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. Bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini. Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di jaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star (www.deathrockstar.tk) untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matinya!

Scene Jogjakarta

Kota pelajar adalah julukan formalnya, tapi siapa sangka kalau kota ini ternyata juga menjadi salah satu scene rock underground terkuat di Indonesia? Well, mari kita telusuri sedikit sejarahnya. Komunitas metal underground Jogjakarta salah satunya adalah Jogja Corpsegrinder. Komunitas ini sempat menerbitkan fanzine metal Human Waste, majalah Megaton dan menggelar acara metal legendaris di sana, Jogja Brebeg. Hingga kini acara tersebut sudah terselenggara sepuluh kali! Band-band metal underground lawas dari kota ini antara lain Death Vomit, Mortal Scream, Impurity, Brutal Corpse, Mystis, Ruction.

Untuk scene punk/hardcore/industrial-nya yang bangkit sekitar awal 1997 tersebutlah nama Sabotage, Something Wrong, Noise For Violence, Black Boots, DOM 65, Teknoshit hingga yang paling terkini, Endank Soekamti. Sedangkan untuk scene indie rock/pop, beberapa nama yang patut di highlight adalah Seek Six Sick, Bangkutaman, Strawberry’s Pop sampai The Monophones. Selain itu, band ska paling keren yang pernah terlahir di Indonesia, Shaggy Dog, juga berasal dari kota ini. Shaggy Dog yang kini dikontrak EMI belakangan malah sedang asyik menggelar tur konser keliling Eropa selama 3 bulan! Kota gudeg ini tercatat juga pernah menggelar Parkinsound, sebuah festival musik elektronik yang pertama di Indonesia. Parkinsound #3 yang diselenggarakan tanggal 6 Juli 2001 silam di antaranya menampilkan Garden Of The Blind, Mock Me Not, Teknoshit, Fucktory, Melancholic Bitch hingga
Mesin Jahat.

Scene Surabaya

Scene underground rock di Surabaya bermula dengan semakin tumbuh-berkembangnya band-band independen beraliran death metal/grindcore sekitar pertengahan tahun 1995. Sejarah terbentuknya berawal dari event Surabaya Expo (semacam Jakarta Fair di DKI - Red) dimana band- band underground metal seperti, Slowdeath, Torture, Dry, Venduzor, Bushido manggung di sebuah acara musik di event tersebut.

Setelah event itu masing-masing band tersebut kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah organisasi yang bernama Independen. Base camp dari organisasi yang tujuan dibentuknya sebagai wadah pemersatu serta sarana sosialisasi informasi antar musisi/band underground metal ini waktu itu dipusatkan di daerah Ngagel Mulyo atau tepatnya di studio milik band Retri Beauty (band death metal dengan semua personelnya cewek, kini RIP - Red). Anggota dari organisasi yang merupakan cikal bakal terbentuknya scene underground metal di Surabaya ini memang sengaja dibatasi hanya sekitar 7-10 band saja.

Rencana pertama Independen waktu itu adalah menggelar konser underground rock di Taman Remaja, namun rencana ini ternyata gagal karena kesibukan melakukan konsolidasi di dalam scene. Setelah semakin jelas dan mulai berkembangnya scene underground metal di Surabaya pada akhir bulan Desember 1997 organisasi Independen resmi dibubarkan. Upaya ini dilakukan demi memperluas jaringan agar semakin tidak tersekat-sekat atau menjadi terkotak-kotak komunitasnya.

Pada masa-masa terakhir sebelum bubarnya organisasi Independen, divisi record label mereka tercatat sempat merilis beberapa buah album milik band-band death metal/grindcore Surabaya. Misalnya debut album milik Slowdeath yang bertitel “From Mindless Enthusiasm to Sordid Self-Destruction” (September 96), debut album Dry berjudul “Under The Veil of Religion” (97), Brutal Torture “Carnal Abuse”, Wafat “Cemetery of Celerage” hingga debut album milik Fear Inside
yang bertitel “Mindestruction”. Tahun-tahun berikutnya barulah underground metal di Surabaya dibanjiri oleh rilisan-rilisan album milik Growl, Thandus, Holy Terror, Kendath hingga Pejah.

Sebagai ganti Independen kemudian dibentuklah Surabaya Underground Society (S.U.S) tepat di malam tahun baru 1997 di kampus Universitas 45, saat diselenggarakannya event AMUK I. Saat itu di Surabaya juga telah banyak bermunculan band-band baru dengan aliran musik black metal. Salah satu band death metal lama yaitu, Dry kemudian berpindah konsep musik seiring dengan derasnya pengaruh musik black metal di Surabaya kala itu.

Hanya bertahan kurang lebih beberapa bulan saja, S.U.S di tahun yang sama dilanda perpecahan di dalamnya. Band-band yang beraliran black metal kemudian berpisah untuk membentuk sebuah wadah baru bernama ARMY OF DARKNESS yang memiliki basis lokasi di daerah Karang Rejo. Berbeda dengan black metal, band-band death metal selanjutnya memutuskan tidak ikut membentuk organisasi baru. Selanjutnya di bulan September 1997 digelar event AMUK II di IKIP Surabaya. Event ini kemudian mencatat sejarah sendiri sebagai event paling sukses di Surabaya kala itu. 25 band death metal dan black metal tampil sejak pagi hingga sore hari dan ditonton oleh kurang lebih 800 – 1000 orang. Arwah, band black metal asal Bekasi juga turut tampil di even tersebut sebagai band undangan.

Scene ekstrem metal di Surabaya pada masa itu lebih banyak didominasi oleh band-band black metal dibandingkan band death metal/grindcore. Mereka juga lebih intens dalam menggelar event-event musik black metal karena banyaknya jumlah band black metal yang muncul. Tercatat kemudian event black metal yang sukses digelar di Surabaya seperti ARMY OF DARKNESS I dan II.

Tepat tanggal 1 Juni 1997 dibentuklah komunitas underground INFERNO 178 yang markasnya terletak di daerah Dharma Husada (Jl. Prof. DR. Moestopo,Red). Di tempat yang agak mirip dengan rumah-toko (Ruko) ini tercatat ada beberapa divisi usaha yaitu, distro, studio musik, indie label, fanzine, warnet dan event organizer untuk acara-acara underground di Surabaya. Event-event yang pernah di gelar oleh INFERNO 178 antara lain adalah, STOP THE MADNESS, TEGANGAN TINGGI I & II hingga BLUEKHUTUQ LIVE.

Band-band underground rock yang kini bernaung di bawah bendera INFERNO 178 antara lain, Slowdeath, The Sinners, Severe Carnage, System Sucks, Freecell, Bluekuthuq dan sebagainya. Fanzine metal asal komunitas INFERNO 178, Surabaya bernama POST MANGLED pertama kali terbit kala itu di event TEGANGAN TINGGI I di kampus Unair dengan tampilnya band-band punk rock dan metal. Acara ini tergolong kurang sukses karena pada waktu yang bersamaan juga digelar sebuah event black metal. Sayangnya, hal ini juga diikuti dengan mandegnya proses penggarapan POST MANGLED Zine yang tidak kunjung mengeluarkan edisinya yang terbaru hingga kini.

Maka, untuk mengantisipasi terjadinya stagnansi atau kesenjangan informasi di dalam scene, lahirlah kemudian GARIS KERAS Newsletter yang terbit pertama kali bulan Februari 1999. Newsletter dengan format fotokopian yang memiliki jumlah 4 halaman itu banyak mengulas berbagai aktivitas musik underground metal, punk hingga HC tak hanya di Surabaya saja tetapi lebih luas lagi. Respon positif pun menurut mereka lebih banyak datang justeru dari luar kota Surabaya itu sendiri. Entah mengapa, menurut mereka publik underground rock di Surabaya kurang apresiatif dan minim dukungannya terhadap publikasi independen macam fanzine atau newsletter tersebut. Hingga akhir hayatnya GARIS KERAS Newsletter telah menerbitkan edisinya hingga ke- 12.

Divisi indie label dari INFERNO 178 paling tidak hingga sekitar 10 rilisan album masih tetap menggunakan nama Independen sebagai nama label mereka. Baru memasuki tahun 2000 yang lalu label INFERNO 178 Productions resmi memproduksi album band punk tertua di Surabaya, The Sinners yang berjudul “Ajang Kebencian”. Selanjutnya label
INFERNO 178 ini akan lebih berkonsentrasi untuk merilis produk- produk berkategori non-metal. Sedangkan untuk label khusus death metal/brutal death/grindcore dibentuklah kemudian Bloody Pigs Records oleh Samir (kini gitaris TENGKORAK) dengan album kedua Slowdeath yang bertitel “Propaganda” sebagai proyek pertamanya yang dibarengi pula dengan menggelar konser promo tunggal Slowdeath di Café Flower sekitar bulan September 2000 lalu yang dihadiri oleh 150- an penonton. Album ini sempat mencatat sold out walau masih dalam jumlah terbatas saja. Ludes 200 keping tanpa sisa.

Scene Malang

Kota berhawa dingin yang ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dari Surabaya ini ternyata memiliki scene rock underground yang “panas” sejak awal dekade 90-an. Tersebutlah nama Total Suffer Community(T.S.C) yang menjadi motor penggerak bagi kebangkitan komunitas rock underground di Malang sejak awal 1995. Anggota komunitas ini terdiri dari berbagai macam musisi lintas-scene, namun dominasinya tetap
saja anak-anak metal. Konser rock underground yang pertama kali digelar di kota Malang diorganisir pula oleh komunitas ini. Acara bertajuk Parade Musik Underground tersebut digelar di Gedung Sasana Asih YPAC pada tanggal 28 Juli 1996 dengan menampilkan band-band lokal Malang seperti Bangkai (grindcore), Ritual Orchestra (black metal),Sekarat (death metal), Knuckle Head (punk/hc), Grindpeace (industrial
death metal), No Man’s Land (punk), The Babies (punk) dan juga band-band asal Surabaya, Slowdeath (grindcore) serta The Sinners (punk).

Beberapa band Malang lainnya yang patut di beri kredit antara lain Keramat, Perish, Genital Giblets, Santhet dan tentunya Rotten Corpse. Band yang terakhir disebut malah menjadi pelopor style brutal death metal di Indonesia. Album debut mereka yang
bertitel “Maggot Sickness” saat itu menggemparkan scene metal di Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Bali karena komposisinya yang solid dan kualitas rekamannya yang top notch. Belakangan band ini pecah menjadi dua dan salah satu gitaris sekaligus pendirinya, Adyth, hijrah ke Bandung dan membentuk Disinfected. Di kota inilah lahir untuk kedua kalinya fanzine musik di Indonesia. Namanya Mindblast zine yang
diterbitkan oleh dua orang scenester, Afril dan Samack pada akhir 1995. Afril sendiri merupakan eks-vokalis band Grindpeace yang kini eksis di band crust-grind gawat, Extreme Decay. Sementara indie label pionir yang hingga kini masih bertahan serta tetap produktif merilis album di Malang adalah Confused Records

Scene Bali

Berbicara scene underground di Bali kembali kita akan menemukan komunitas metal sebagai pelopornya. Penggerak awalnya adalah komunitas 1921 Bali Corpsegrinder di Denpasar. Ikut eksis di dalamnya antara lain, Dede Suhita, Putra Pande, Age Grindcorner dan Sabdo Moelyo. Dede adalah editor majalah metal Megaton yang terbit di
Jogjakarta, Putra Pande adalah salah satu pionir webzine metal Indonesia
Corpsegrinder (kini Anorexia Orgasm) sejak 1998, Age adalah pengusaha distro yang pertama di Bali dan Moel adalah gitaris/vokalis band death metal etnik, Eternal Madness yang aktif menggelar konser underground di sana. Nama 1921 sebenarnya diambil dari durasi siaran program musik metal mingguan di Radio Cassanova, Bali yang
berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00 WITA.

Awal 1996 komunitas ini pecah dan masing-masing individunya jalan sendiri-sendiri. Moel bersama EM Enterprise pada tanggal 20 Oktober 1996 menggelar konser underground besar pertama di Bali bernama Total Uyut di GOR Ngurah Rai, Denpasar. Band-band Bali yang tampil diantaranya Eternal Madness, Superman Is Dead, Pokoke, Lithium, Triple Punk, Phobia, Asmodius hingga Death Chorus. Sementara band- band luar Balinya adalah Grausig, Betrayer (Jakarta), Jasad, Dajjal, Sacrilegious, Total Riot (Bandung) dan Death Vomit (Jogjakarta). Konser ini sukses menyedot sekitar 2000 orang penonton dan hingga sekarang menjadi festival rock underground tahunan di sana. Salah satu
alumni Total Uyut yang sekarang sukses besar ke seantero nusantara adalah band punk asal Kuta, Superman Is Dead. Mereka malah menjadi band punk pertama di Indonesia yang dikontrak 6 album oleh Sony Music Indonesia. Band-band indie Bali masa kini yang stand out di antaranya adalah Navicula, Postmen, The Brews, Telephone, Blod Shot Eyes
dan tentu saja Eternal Madness yang tengah bersiap merilis album ke tiga mereka dalam waktu dekat.

Memasuki era 2000-an scene indie Bali semakin menggeliat. Kesuksesan S.I.D memberi inspirasi bagi band-band Bali lainnya untuk berusaha lebih keras lagi, toh S.I.D secara konkret sudah membuktikan kalau band `putera daerah’ pun sanggup menaklukan kejamnya industri musik ibukota. Untuk mendukung band-band Bali, drummer S.I.D, Jerinx dan beberapa kawannya kemudian membuka The Maximmum Rock N’ Roll Monarchy (The Max), sebuah pub musik yang berada di jalan Poppies, Kuta. Seringkali diadakan acara rock reguler di tempat ini.

Indie Indonesia Era 2000-an

Bagaimana pergerakan scene musik independen Indonesia era 2000-an? Kehadiran teknologi internet dan e-mail jelas memberikan kontribusi besar bagi perkembangan scene ini. Akses informasi dan komunikasi yang terbuka lebar membuat jaringan (networking) antar komunitas ini semakin luas di Indonesia. Band-band dan komunitas-komunitas baru banyak bermunculan dengan menawarkan style musik yang lebih beragam. Trend indie label berlomba-lomba merilis album band-band lokal juga menggembirakan, minimal ini adalah upaya pendokumentasian sejarah yang berguna puluhan tahun ke depan.

Yang menarik sekarang adalah dominasi penggunaan idiom `indie’ dan bukan underground untuk mendefinisikan sebuah scene musik non- mainstream lokal. Sempat terjadi polemik dan perdebatan klasikmengenai istilah `indie atau underground’ ini di tanah air. Sebagian orang memandang istilah `underground’ semakin bias karena kenyataannya kian hari semakin banyak band-band underground yang `sell-out’, entah itu dikontrak major label, mengubah style musik demi kepentingan bisnis atau laris manis menjual album hingga puluhan ribu keping. Sementara sebagian lagi lebih senang menggunakan idiom indie karena lebih `elastis’ dan misalnya, lebih friendly bagi band-band yang memang tidak memainkan style musik ekstrem. Walaupun terkesan lebih kompromis, istilah indie ini belakangan juga semakin sering digunakan oleh media massa nasional, jauh
meninggalkan istilah ortodoks `underground’ itu tadi.

Sabtu, 02 Oktober 2010

The Tielman Brothers

The Tielman Brothers adalah sebuah bandasal indonesia. Band mereka beraliran rock and roll, namun orang-orang di Belanda biasa menyebut musik mereka Indorock, sebuah perpaduan antara musik Indonesia dan Barat, dan memiliki akar di Keroncong. The Tielman Brothers adalah yang band Belanda-Indonesia pertama yang berhasil masuk internasional pada 1950-an. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di Belanda. Band ini cukup terkenal di Eropa, jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones.
The Tielman Brothers pernah tampil di istana negara Jakarta dihadapan presiden Soekarno. Mereka adalah anak dari Herman Tielman asal Kupang dan Flora Lorine Hess asal Semarang. Karier rekaman mereka dimulai ketika keluarga Tielman pada tahun 1957 hijrah dan menetap di Brenda, Belanda. Nama The Tielman Brothers lebih dikenal di Eropa, terutama Belanda. Di Indonesia sendiri, nama The Tielman Brothers masih menjadi nama yang asing, sebuah kenyataan yang sangat disayangkan.
The Tielman Brothers dipercaya lebih dulu memperkenalkan musik beraliran rock sebelum The beatles. Aksi panggung mereka dikenal selalu atraktif dan menghibur. Mereka tampil sambil melompat-lompat, berguling-guling, serta menampilkan permainan gitar, bass, dan drum yang menawan. Andy Tielman, sang frontman, bahkan dipercaya telah mempopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan jauh sebelum Jimi hendrik, Jimi page atau Ritchie blackmore.
Perjalanan musik The Tielman Brothers dimulai di Surabaya, jawa timur pada tahun 1945, dimana empat kakak beradik laki-laki dan seorang adik perempuannya, Jane, sering tampil membawakan lagu-lagu dan tarian daerah. Kemampuan musik mereka diturunkan dari sang ayah, Helman tielman, seorang kapten tentara KNIL, yang sering bermain musik bersama teman-temannya dirumahnya di Surabaya.
Berawal dari ketertarikan Ponthon untuk memainkan contrabass yang diikuti saudara-saudaranya yang lain. Reggy mempelajari banjo, Loulou mempelajari drum, dan Andy mempelajari gitar. Penampilan pertama mereka pada acara pesta di rumahnya membuat teman-teman ayahnya kagum dengan membawakan lagu-lagu sulit seperti Tiger Rag dan 12th Street Rag. Sejak saat itu mereka sering tampil di acara-acara pribadi di Surabaya. Tawaran tampil pun berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Sampai pada akhirnya pada tahun 1957 mereka sekeluarga memutuskan untuk hijrah ke Belanda.


PERSONIL
  • Andy Tielman - vokal gitar
  • Reggy Tielman - gitar  vokal
  • Ponthon Tielman - bass gitar, vokal
  • Loulou (Herman Lawrence) Tielman - drum, vokal
  • Jane (Janette Loraine) Tielman - vokal
  •  sumber...asli wikipedia suuu... 

Kamis, 02 September 2010

The First Family



Bertahun-tahun jauh sebelum masa narkoba menjadi tren kejahatan, sebelum pembantaian St Valentine dan sebelum masa film-film mafia Robert De Niro, lahirlah mafia pertama di dunia. Dan Godfather pertama di dunia ini dianggap sebagai yang paling brutal sepanjang masa...

Seorang pria Sisilia yang gelisah sedang duduk sendirian di meja sambil memakan kentang rebus di keremangan sebuah ruangan restoran spagheti di kawasan Little New York.
Penerangan yang ada hanya bersumber dari beberapa lampu gas dan pada jam 3 dini hari hanya ada sedikit pelanggan.Kemudian pintu depan terbuka. Seorang pria tinggi besar yang disebut "The Ox" memasuki ruangan dan di belakangnya berdiri seorang pria kurus berkumis berantakan yang mengenakan sehelai syal untuk menutupi tangan kanannya yang pendek.
Tak ada yang menengok ke arah mereka kecuali Benedetto Madonia,si pria gugup yang mengenali keduanya.

Dengan gerakan yang cepat si pria kurus itu memerintahkan dua pria yang duduk di dekat Madonia untuk memeganginnya.
Ia melawan namun mereka menyeretnya sepanjang ruangan dan membawanya ke arah wastafel besi yang berkarat. Salah seorang dari mereka menarik rambut pria itu sampai kepalanya mendongak dan memperlihatkan leher depannya. Pria lainnya menghunjamkan sebilah pisau yang sangat tajam dan mengiris leher Madonia tepat diatas jakunnya.

Tubuhnya langsung melunglai ketika mereka memeganginya dan mengarahkan muncratan darahnya ke arah wastafel. Diperlukan waktu 1 menit sebelum pancuran darahnya berhenti. Mereka menggunakan lap untuk menahan tetesan darah terakhir. Sebuah tong dibawa masuk dan mereka memasukkan mayat Madonia ke dalamnya - namun satu tangan dan kakinya menjulur keluar. Beberapa orang lain kemudian membawa tong itu dengan kereta kuda ke perkampungan lain dan membuangnya di jalanan. Hari itu adalah tanggal 14 April 1903. Madonia merupakan korban dari pria bertangan pendek yang dikenal dengan sebutan "The Clutch Hand" alias si Tangan Mencengkram - kondisi yang diakibatkan cacat genetis yang menyebabkan tangannya tidak dilengkapi beberapa jari dan tanpa jempol. Namun pria ini sangat pintar sekaligus kejam. Dialah pendiri kelompok mafia di New York. Namanya Giuseppe Morello asal Corleone.



The artichoke king




Ketika Morello tiba di Amerika Serikat, belum ada yang namanya mafia. Organisasi ini berawal di Sisilia, terbentuk di masa terjadinya gejolak pada tahun 1860-an ketika kekuasaan para tuan tanah feodal mulai jatuh. Para geng kriminal baru mencari uang dengan cara mencuri ternak dan merampok, namun juga memelopori aksi pemerasan berdalih uang keamanan dan mengorganisir diri mereka menjadi sekumpulan "family" atau keluarga dari para bos dan anak buah yang suka mengumpulkan uang. Mereka semua harus mematuhi sebuah aturan yang disebut omertá atau kode tutup mulut.

Si Tangan Cengkram dilahirkan di Corleone,surga kejahatan yang bersaing dengan Palermo,Ibukota Sisilia.Ayah tiri Morello dan pamannya adalah anggota keluarga Corleone dan Morello pun akhirnya bergabung pula. Ia adalah pelaksana lapangan yang handal dan pada tahun 1882 ia sudah menjadi pimpinan dunia kejahatan yang mengelola uang palsu. Akan tetapi kesuksesannya menarik perhatian polisi. Morello pun diadilu secara "in absentia" dan dijatuhi vonis 6 tahun penjara,maka ia berpikir inilah saatnya untuk kabur ke Amerika dan mencari keuntungan di sana.

Didorong kemiskinan,sekitar 2 juta imigran meninggalkan Italia menuju Amerika pada akhir abad ke-19. Ketika Morello tiba di perkampungan Italia yang kumuh di New York, ia memutuskan disinilah ia akan beroperasi.
Memang benar bahwa di kawasan Little Italy kemiskinan begitu marak sehingga munculnya organisasi kejahatan adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Namun sebelum si Tangan Cengkeram tiba, para kriminal Italia disana adalah amatir. Sebaliknya, Morello adalah professional.

Tahun 1900 ia mulai membangun sebuah "keluarga' membuat kelompok pemeras yang kemudia menjadi "trade mark" kegiatan mafia selanjutnya. Mereka mengambil keuntungan dari bisnis batubara yang dipakai untuk menghangatkan warga New York di musim dingin dan juga dari es batu di musim panas. Selain itu mereka juga mengutip keuntungan dari usaha Laundry - bisnis yang disebut 'pajak cucian basah'. Akan tetapi bisnis yang paling menguntungkan bagi mereka adalah dari pasar sayuran, terutama dari penjualan sejenis sayuran yang disebut Artichoke. Bahan ini sangat penting bagi para istri pria Italia untuk membuat sup Minestrone. Maka para mafia Italia ini membuat 'pos' pencegatan terhadap kendaraan pengangkut suplai sayuran ini ke New York dan para pedagang harus membayar 25 dolar untuk setiap kendaraan pembawa Artichoke. Kalau tidak,mereka akan mendinamit gudang penyimpanan sayuran dan juga para pemiliknya akan ditembak. Tahun 1919 keluarga Morello memperoleh penghasilan lebih dari 50 ribu dolar pertahun dari 'usaha' sayuran ini saja.


Me-manage orang


Kunci dari keberhasilan keluarga Morello terletak pada kepemimpinan dan disiplin. Morello sendiri tidak tertandingi sebagai kepala geng, perintah- perintahnya senantiasa dipatuhi tanpa dipertanyakan. Kekuatan utamanya terletak pada ketidak-ragu-raguannya untuk menghabisi lawan dan pesaingnya. Selama bertahun-tahun polisi New York disibukan oleh serangkaian kasus pembunuhan yang dihubungkan ke Morello. Polisi memperkirakan, pembunuhan yang dilakukan Morello diawali dari korban bernama Meyer Beisbard, seorang pedagang perhiasan yang mayatnya ditemukan didalam peti di pelabuhan New York pada Januari 1901. Seluruh giginya copot dan tenggorokannya digorok. Tampaknya ia dihabisi karena ulahnya yang berlebihan ketika menagih pembayaran dari para pelanggannya yang beretnik Italia. Sebanyak 300 dolar uang ditemukan didalam peti yang berkubang darah bersamanya.

Sebuah bentuk peringatan lagi muncul ketika Si Tangan Cengkram mendengar kabar bahwa seorang anggota mafia kelas cecunguk bernama Giuseppe Catania suka mengoceh ketika mabuk. Beberapa hari kemudian 4 anak kecil yang sedang berenang di sungai East menemukan sebuah karung kentang teronggok di tepi sungai. Ketika karung dibuka, tampaklah mayat Catania dalam keadaan bugil dengan tenggorokan terbuka dan kepalanya nyaris copot.

Pebunuhan - pembunuhan tersebut dilakukan oleh para bos kelas atasa yang memerintahkan para bawahannya. Perintah-perintah itu diturunkan oleh para bos kepada anggota geng kelas rendah yang membuat perencanaan,melaksanakan pembunuhan dan menanggung resikonya. Pada akhirnya operasi ini menjadi besar sehingga Morello terpaksa menyewa tenaga orang Sisilia yang tidak berasal dari Corleone namun harus tetap mempunyai sifat keji. Para penjahat kelas teri ini dibayar sekitar 10 dollar per minggunya dan tugas mereka pada umumnya adalah melaksanakan tugas gangster seperti mengelola perjudian kartu dan tempat-tempat perjudian lainnya sampai ke pemerasa.

Polisi New York (yang 3/4 anggotanya beretnis Irlandia) tidak bisa membongkar kasus kejahatan di kawasan Little Italy. Mereka tidak bisa menyelidiki apa yang terjadi di kawasan kumuh Manhattan dan seringkali harus berhadapan dengan para saksi kejahatan dan tersangka yang tidak bisa berbahasa inggris dan tidak ingin melibatkan polisi.

Para detektif merasa hampir tidak mungkin untuk membongkar suatu kasus ( meskipun identitas si pembunuh ataupun motif pembunuhan itu sudah diketahui secara umum oleh masyarakat).

Akan tetapi pembunuhan Madonia telah membuat polisi bertekad menghentikan sikap diam mereka. Sebuah tong berisi mayat yang dibuang di trotoar menjadi skandal besar di New York dan polisi tidak bisa lagi mentolerir.
Untuk mengatasi hambatan kultural,polisi membentuk divisi khusus Italia yang dikepalai oleh detektif Joe Petrosino.

Petrosino adalah seorang pria bertubuh besar yang mengandalkan otot dan juga otaknya. Seorang anggota dewan kota Brooklyn pernah mengatakan bahwa Petrosino merontokkan gigi orang lebih banyak daripada dokter gigi. Namun ia juga pria tegas ,berhati-hati,dan penuh pertimbangan dan sering berhasil dalam tugasnya. Hasil yang ia dapat adalah berkat kerja keras,pengalaman solid dan juga upaya penyamaran. Akan tetapi Morello menjadi kasus yang sangat berat baginya. Suatu kali nyaris saja Petrosino berhasil menyeretnya ke penjara namun saksi yang sudah diperolehnya tiba-tiba mengundurkan diri sehingga melengganglah Morello.

Karena merasa tidak mungkin mengadili Morello di Amerika mengingat teror yang diterima para saksi, Petrosino mengambil taktik lain. Ia memperkirakan sekita 5000 orang Italia pelaku aksi kriminal di New York akan dideportasi dan Morello merupalan orang nomor satu dalam daftarnya. Tahun 1909 ia pergi ke Sisilia secara diam-diam karena ia tahu nyawanya terancam. Di sana ia bertugas mengumpulkan dokumen-dokumen legal dan membangun jaringan informan. Namun sayangnya, tanpa sepengetahuan Petrosino, koran setempat memberitakan perjalanannya tersebut. Pada suatu malam, setelah makan malam berupa keju dan menghabiskan setengah liter wine, ia berjalan pulang ke hotelnya. Baru saja ia berjalan sejauh 300 meter menyebrangi lapangan, ia ditembak di bahu,pipi dan tenggorokannya. Sampai sekarang, ia menjadi satu-satunya polisi Amerika yang tewas dibunuh di luar negri ketika bertugas.


Runtuhnya kerajaan



Di New York, Morello telah berinvestasi dalam bisnis legal. Tahun 1903 ia membuka sebuah restoran spaghetti ( tempat Madonia dibunuh ), memiliki sebuah barbershop,satu toko sepatu, toko sayuran dan buah-buahan serta dua buah rumah yang ia sewakan. Saat itu industri pembangunan sedang marak. Seluruh apartment imigran yang ada, bahkan seluruh bisnis ilegal Morello pun tak bisa menghasilkan keuntungan sebesar industri tersebut. Untuk meningkatkan keuntungan, Morello membentuk suatu asosiasi yang dinamakan Ignatz Florio Co-operative Association Among Corleonesi, dengan mengambil nama tokoh pengusaha perkapalan terkemuka asal Sisilia ( yang tidak tahu namanya dicatut ), untuk kemudian menjual saham di Little Italy, memanfaatkan kepercayaan antar masyarakat atas nama besar tersebut.

Tahun 1906 perusahaan ini memiliki beberapa apartemen di seluruh New York, dimana Morello memperoleh pinjaman sebanyak ratusan ribu dollar melalui hipotek dan membujuk investor dari keluarga mafia di Amerika lainnya. Inilah kesalahan yang berbahaya. Tahun 1907 sebuah lembaga keuangan mencoba menguasai pasar tembaga dan depresi pun melanda negeri tersebut. Perusaahaan-perusahaan besar mulai goyah dan nilai saham jatuh dan lembaga-lembaga keuangan rontok satu per satu. Dunia memasuki masa resesi global untuk pertama kalinya.

Diakhir 1907 masa tersulit sudah berlalu,akan tetapi komunitas imigran di New York masih terkena dampak secara parah. Sebanyak 25 bank di kawasan Little Italy bangkrut dan sebanyak 12 ribu nasabahnya kehilangan uang mereka. Harga rumah dan tanah juga jatuh dan beberapa usaha Morello tak bisa menghindar dari kerugian besar. Ignatz Florio Co-operative Association mengalami kesulitan. Para supplier mengajukan gugatan hukum untuk menutupi kerugian dan para pemegang saham kecil menyadari bahwa mereka tak akan mendapatkan uang mereka kembali. Para anggota keluarga mafia lainnya menagih uang mereka. Nyawa Morello dalam bahaya kalau ia tidak membayar mereka. Maka pada bulan Oktober 1908 keluarga ini kembali menjalankan kegiatan pembuatan uang palsu.
Sebuah keputusan yang berakibat fatal. Kejahatan merupakan masalah yang dihadapi pihak Kepolisian New York, namun khusus kasus upal merupakan wewenang pihak Dinas Rahasia AS yang memiliki dana kuat khusus untuk memberantas kejahatan tersebut. William Flynn,orang Irlandia cemerlang yang mengepalai biro New York telah menjadikaan Morello sebagai sasarannya sejak kasus ditemukannya mayat dalam tong dan mulai membangun kasus melawannya.
Tidak seperti Petrosino, Flynn adalah orang yang sabar dan ia secara perlahan-lahan mengumpulkan data yang sulit untuk melawan Morello. Ia juga merekrut informan dari kalangan mafia sendiri. Ketika petugas Dinas Rahasia menggerebek markas Morello pada bulan November 1909, ditemukan cukup bukti untuk memenjarakan para anggota keluarga selama bertahun-tahun. Pada saerangkaian proses persidangan di tahun 1910, Flynn mengajukan tuntutan kepada 45 anggota keluarga dan meyakinkan para juri agar memberikan mereka hukuman terberat yang pernah diberikan sepanjang sejarah pengadilan federal. Morello akhirnya divonis 25 tahun.

Sementara itu,kegiatan mafia terus berlanjut dan kekuasaan kini beralih ke keluarga lainnya,termasuk Neapolitan Camorra,sindikat kejahatan di Italia. Di dalam penjara Morello menderita penyakit. Seorang reporter memberitakan bahwa vonis penjara yang diberikan didalam persidangan bagaikan tembakan bagi Morello. Boss mafia paling ditakuti di New York begitu menderita di penjara dan ketika ia mulai pulih, ia pun mengajukan permohonan pengampunan. Ketika ia dipindahkan ke penjara di Atlanta, ia tidak merasa lebih baik. Jangka waktu hukuman yang dikenakan kepadanya membuatnya patah semangat dan ia pernah mengatakn kepada istrinya bahwa hal itu telah membuatnya jadi gila. Penduduk kawasan Little Italy dipaksa untuk menyumbang bagi upaya naik banding, namun upaya itu mengalami kegagalan. Morello bahkan akhirnya melanggar ómertà, dengan menulis pengakuan kepada FBI meski ia menolak untuk menandatanganinya.


Akhir kisah



Morello diampuni pada bulan Februari 1920 dan ketika ia keluar penjara, New York sudah berubah sama sekali. Kota itu begitu ramai, mobil berseliweran di jalanan dan kini terdapat empat keluarga mafia disana. Banyak dari rekan-rekannya yang sudah tewas akibat konflik perebutan kekuasaan. Morello tahu bahwa ia tidak bisa lagi membangun keluarganya, maka ia pun menjadi consigliere atau tangan kanan dari bos baru, Joe Masseria alias "Joe The Boss". Tak lama kemudian pasar mafia yang semakin sempit memunculkan perang internal keluarga dan Morello menjadi sasaran utama.
Tanggal 15 Agustus 1930, pada pukul 3.45 sore atau dua setengah bulan sejak pertama kali pistol diletuskan sebagai awal perang mafia,dua orang pembunuh bayaran yang bersenjataakan Revolver berkendara ke kantor Morello di Italian Harlem. Kantornya terletak di lantai 2 dari bangunan berlantai 4 di Jalan East 116, hanya berbeda beberapa pintu dari kantor pusat Ignatz Florio Co-operative Association.
Di gedung tidak ada seorang pun penjaga. Para pembunuh menaiki tangga dan naik menuju kantor tanpa ada yang melihat ataupun menghentikan. Mereka mengetuk pintu. Morello, yang saat itu sedang bersama paman dan seorang rekannya membukakan pintu dan para pembunuh itu langsung menembakkan pistol. Satu orang pria terluka akibat terlempar jendela dan jatuh di trotoar. Paman Morello pun tewas bersimbah darah. Morello sendiri mencoba lari namun peluru pun akhirnya bersarang di kepala, jantung, dan paru-parunya. Bos dari segala bos akhirnya tewas. Akan tetapi,"warisan" dari kejahatannya tidak pernah hilang dari kota New York. Pada tahun 1991, seorang anggota mafia menyadari bahwa para bosnya berencana menghabisinya, maka ia mengadu ke FBI dan berupaya menghindari hukuman dengan cara membocorkan segala aksi kejahatan yang ia ketahui. Mulai dari pemerasan berdalih perlindungan,pekerjaan konstruksi dan pembunuhan. Menurut si mafia pengadu itu, mafia hingga saat itu masih mengutip keuntungan dari setiap sayur artichoke yang dijual di kawasan tersebut

Senin, 23 Agustus 2010

THE NASUTION'S

THE NASUTION'S
Rauf brandals http://www.facebook.com/raufrinaldi
Oon crot http://www.facebook.com/oon.punx
Anas













Lebih baik bikin kolam ikan dari pada ngband...lebih jelas dan bermanfaat haaa!!! Tapi tiga personil yang dibesarkan dilingkungan dan keluarga yang sama ini tidak terlalu sibuk ngebahas "manfaat", mereka lebih tahu bagaimana cara bersenag senang. Band yang sudah lama terbentuk, tapi banyak orang pada nggak tahu dan nggak ingin tahu ini sangat terpengaruh band band punk ala OPERATION IVY, DROPKICK MURPHY'S, heeem..tapi fakta sekarang masih meragukan keberadaannya, yaa... kalo dilihat dari telapak kakinya, memang nasibnya juga nggak jauh beda dengan MORNING SUNSHINE!! Tapi itulah mereka, yaa..semua juga berharap, mereka masih bisa mendobrak pintu pntu studio yang ada di kota pekanbaru ini..syukur syukur bisa sampai ke bangkinang ...shiiits!! THE NASUTION'S antara keinginan dan rasa takut..(ngombe mirasnya masih sembunyi sembunyi) walk together, rock together!!!! (7 second's, bukan super glad)....

Kamis, 19 Agustus 2010

MORNING SUNSHINE


MORNING SUNSHINE band pank asli pekanbaru awal 2009 yang beranggotakan  4 orang berandalan sopan!! Namun berhembus kabar terbaru, bahwa salah satu personilnya hengkang dari band karena ke Polandia sedang mengikuti kejuaran silat antar preman pasar haaa!!! Dan keberadaan band ini juga gak jelas..antara bubar dan tidak ada.....ya, sebelum minuman habis, rokok sudah tidak ada! Band yang jadi buronan karena terlalu sering mengkonsumsi barang berjenis  HI-STANDARD ini rupanya agak mengecewakan, live panggungnya sering kali berantakan..!! tapi, rasa kecewa itu akan segera sirna, apabila kita mengenal sosok sosok preman ini secara personal!! bawa ngombe, kebal kebul, cerita kesana kesini, dah masalah selesai haaa!! Yaaa..itulah mereka MORNING SUNSHINE, konyol, lucu, tapi sering memuakkan!! converse dileher jalan pelan menunduk, sambil tendang batu atau kaleng, lalu teriak teriak nggak jelas "faaak..faaak..."!!!


morning sunshine :
matt faker
ronnie tratak
vonie nie
teguh (rip) haaa... http://www.facebook.com/profile.php?id=100000081129430

BRANDALAN IBLIS

Ateisme…”aaah opo iki, ra maeen!!!??”. Yaaa..ateisme nggak lebih dan nggak kurang, hanyalah sebuah momok di negeri ini, hampir sejelek para brandalan iblis dan pengikut iblis itu sendiri. Ia hanya layak disejajarkan dengan pemabok, pelacur, pembunuh, pemerkosa, atau para preman preman pasar yang kabarnya suka bikin onar. Hampir gak ada tempat dinegeri ini untuk sosok sosok para ateis.. Haaa di lain pihak, negeri yang sangat agamis ini tidaklah memjajikan untuk menjadi sebuah negeri yang makmur, aman dan tentram. Justru sebaliknya, ada beberapa negara yang ateistik, namun berkembang dan menunjukkan ciri-ciri negara yang..maju, makmur, aman, tentram dan manusiawi.  Aaah.. shiiits..lah!!
Yaa..Ateisme lahir dari sejarah yang panjang, sebagai salah satu anak dari modernisme. Meskipun cikal bakal ateisme sebenarnya sudah muncul dari zaman Yunani Kuno, dan ada yang mengatakan bahwa dewa-dewa yang ada hanyalah gambaran, imajinasi manusia saja dan tidak mungkin dewa yang agung kelakuannya sama dengan manusia, modernisme tetap menjadi ibu kandung dari ateisme, terlebih ateisme yang menjadi lawan dari teisme.

Modernisme lahir di dalam sebuah kondisi dan situasi di mana dogma merajalela dimana mana, dan manusia tidak mempunyai tempat. Semua segi kehidupan dilihat dari sudut pandang agama yang dogmatis. Manusia tidak memiliki tempat di dunia ini, sebuah panggung kethoprak di mana ia menjadi pemain pemain di dalamnya. Hidupnya bukanlah miliknya, melainkan milik Tuhan yang menjanjikan surge ber AC bila ia memainkan perannya dengan sosok yang sesuai, dan neraka panas penuh asap untuk yang menentang dan melawannya!!!!! Tafsir kitab suci yang awal mulanya hanya menjadi hak kaum pendeta, kini menjadi milik semua umat beriman, karena Tuhan diyakini akan menyapa, berbagi rokok dengan setiap orang orang yang percaya dan meyakini kitab suci itu sendiri!! Haaaa..Alam semesta yang mulanya dianggap dijalankan oleh Tuhan, kini tidak memerlukan Tuhan lagi sebagai pemilik dan pemeliharanya, melainkan dapat berjalan sendiri begitu hukum-hukum alam diciptakan…
Ateisme secara rasional dilahirkan oleh seorang filsuf Jerman abad ke-19 bernama Ajo Ludwig Feuerbach. Ia melihat, bahwa Tuhan hanyalah angan-angan, karangan dan ciptaan manusia. Ia menyebutnya dengan istilah proyeksi. Tuhan hasil dar produk sebuah proyeksi, imajinasi manusia. Yang adil, baik, kasih, namun juga cemburu, dan pemarah, dan ditambahkan dengan kualitas maha, maka ia menjadi mahaadil, mahabaik, mahakasih, juga mahacemburu dan mahapemarah. Celakanya manusia lupa bahwa Tuhan ini adalah ciptaannya sendiri. Ia kagum akan ciptaannya sendiri, bahkan merasa tunduk dalam menyembahnya.
Manusia memang dilahirkan dengan kemampuan memproyeksikan dirinya. Dengan memproyeksikan dirinya, ia lebih mampu mengenal dirinya sendiri. Dan ia bisa memproyeksikan dirinya sampai tak terhingga. Jika ia baik, ia bisa membayangkan sesuatu yang mahabaik.. Jika ia jahat pun, ia bisa membayangkan sesuatu yang mahajahat… Haaa..!!! Dan menurut Feuerbach, bahwa manusia lupa bahwa itu adalah proyeksi, cermin, dari dirinya sendiri. Ia malah seperti kagum, bahkan takut, pada bayangannya sendiri.

Feuerbach dengan ateismenya ini, sebenarnya mengkritik praktek beragama yang kerdil dan kaku. Ia melihat bahwa Tuhan yang disembah dipuji manusia, banyak di antaranya adalah bayangan yang diciptakan manusia itu sendiri. Ini bisa dilihat dengan jelas dari ciri-ciri Tuhan yang mirip dengan manusia: bertahta, mendengar, melihat, mendengar, mencinta, cemburu, membalas, dll. Apakah ini memang Tuhan yang sebenarnya, atau Tuhan ciptaan manusia. Haa..terserah..mana yang enak, yo di hajar wae duul!!!..Oni thanks!!

Sabtu, 14 Agustus 2010

STRAIGHT EDGE

mau bikin atau denger musik yang ngebut, sekaligus ngerock harus pake obat obatan, minum alkohol...aaah basi!!! minum segelas, maboknya semalaman....ngobat sekali, ceritnya sampai tahunan...faaaaak!!! dan ini menjadi salah satu gambaran di scene punk/hardcore yang sempat identik dengan kebiasaan mabuk, rusuh dan reseh! ini mungkin salah satu image yang beredar di masyarakat, satu sisi yang disorot miring dan mentah oleh media! namun anggapan itu tidak selalu bisa di benarkan... banyak musik ngebut, pecicilan, tapi orangnya lurus, nggak ngedrugs, alkohol, rokok, free sex, tapi yang pasti juga  gak plengak plengok!!! yaaa... kita bicara sedikit tentang Straight Edge.. ya..siang malam  tanpa harus mengkomsumsi alkohol, rokok, drugs dan free sex!!. Ya, paham Straight Edge yang lahir dan besar dari komunitas punk/hardcore. Berawal dari lagu yang berjudulu “Straight Edge” dari band Minor Treath tahun 1981. Sang frontman, sekaligus vokal Ian Mackaye memiliki pandangan bahwa harus ada perubahan positif di scene punk/hardcore. coba lihat dan baca isi lirik minor treath dalam lagu Straight Edge... intinya ialah ada hal/ sesuatu yang lebih baik daripada mabuk dan mengkonsumsi narkoba dan berakhir kewer kewer, rusuh, dan konflik disebuah acara musik. yaaa...dari judul lagu itu pula yang dijadikan gaya hidup bagi mereka yang sepaham, sependapat dengan isi dari liriknya. Ide tegas tentang Straight Edge juga sebenarnya sudah ada di dalam lagu-lagu band protopunk tahun 70'an (The Modern Lovers). Namun untuk istilah Straight Edge sendiri memang di adaptasi dari judul lagu Minor Threat.
yaaa....sejarah awal simbol “X” ...ketika band Teen Idles  bermain di sebuah club bernama Mabuhay Gardens. Sebelum mereka pentas, pihak manajemen club ternyata melarang Teen Idles pentas karena ketahuan para personilnya yang masih dibawah umur, dan  untuk masuk ke club yang menjajakan minuman keras/ miras pihak manejemen sangat melarangnya. tapi setelah berulang ulang terjadi kompromi, rembugkan, bikin pernyataan, dan urusan panjang, akhirnya pihak manajemen club memperbolehkan mereka pentas, syaratnya setiap personel yang masih anak anak wajib diberi tanda “X” di punggung tangannya dengan spidol hitam. dan simbol X itu yang akan memberi tanda bagi mereka untuk  memudahkan bar tender mengetahui mana yang minum miras, mana yang tidak. yaa...dari moment kecil inilah akhirnya simbol “X” di punggung tangan menjadi simbol Straight Edge sampai sekarang.

akan tetapi di dalam perjalanan dan perkembangannya, Straight Edge juga sempat “ternoda” dengan tingkah laku militan dari band Straight Edge itu sendiri, Earth Crisis.adalah band yang paling menonjol dalam bersikap dan militan. Militan disini mereka cenderung judgemental, minim toleransi terhadap non-Straight Edge dan berpotensi melakukan kekerasan. Mereka berpikir bahwa dengan metode movement yang keras, tegas, dan militan akan lebih efektif, singkat dalam mempromosikan gaya hidup bersih. padahal hal itu justru menjadi permasalahan bagi mereka sendiri. Dan tentunya Straight Edge saat itu sempat tercoreng dan mulai menjadi bahan cemoohan di scene underground.

Senin, 09 Agustus 2010

ANARCHIST NOT CRIMINAL (ANC)

nama yang sangar, dan bahasanya yang gak asing! sesuai dan nyambung...punk...punk, punk!! layak diacungi golok, agar mau menghabiskan sisa sisa pesta tadi malam..haaaa...!!! brandalan tiga orang beda profesi, drum, bas, gitar!! cukup unik, simpel dan menarik, serasa dibawa terbang ke pinggiran pelosok kota yang kumuh, sarat dengan protes! "lagu belakangan, yang penting maen suuu....", itu bahasa mereka! penuh semangat propaganda, dan yang pasti tanpa basa basi!!!  yaaa..kita semua menunggu dan berharap, suatu saat nanti mereka bisa membawa kita ke tengah kota yang nyaman dan elok!!! sekalipun itu ANARCHIST NOT CRIMINALS!!! eshol eshol...oi!!!

members :        

ajo baliang http://www.facebook.com/zeppliin
maikel iwan http://www.facebook.com/profile.php?id=1734866627
hadi

ILLEGAL ACTIONS




















Dilihat dari namanya, bisa saja kalian beranggapan bahwa, band ini berasal dari Sidoharjo, oh..no..no...shiiit..!!  ILLEGAL ACTIONS!!!  yaa.... panggung yang selalu terkesan jamming membuat kaki serentak terangkat lari didepan panggung!!! ILLEGAL ACTIONS, band "hura hura,apa adanya, terserah" hahaa terdengar sangat nikmat ditelinga!! mungkin kata itu yang menjadi kontrol band satu ini! norak, rok n rol ndeso, yang penting bisa pakai converse lusuh, sebatang rokok surya, seperempat botol amer dan sedikit maki maki!! yaaa...Band yang sudah terlanjur terikat janji bisa bersulang bersama dengan joe strummer di jalan Panam ini, juga sedang alot dalam mempersiapkan materi materinya!! heeem..tapi  kita semua lebih berharap, dengan attitute yang mereka tawarkan untuk bisa menjadi teladan yang baik bagi umat umat  lainya!! nggolcok..senggol bacok! nggak nyenggol nyenggol, tetep juga dibacok oi oi...



   





















Apa jadinya apabila para personil RAMONES dan RANCID berjalan
beriringan memasuki gang sempit, bau, penuh coretan coretan jorok
sambil bernyanyi dan tersenyum bersama....?
Yaaa...mungkin jawabannya ada di NEVER FALLING LOVE, materi kasar yang coba di
tawarkan ketelinga kita semua!! Lagu yang sangat bisa memberi sedikit variant di jajaran
lagu lagu lokal di pekanbaru!!! Cocok dinikmati ketika kita sedang santai santai dikolam
ikan yang jauh dari tetangga apalagi arus listrik... Jadi kalian wajib ngelist lagu ini di MP3
genggam kamu...

free download for illegal actions demo...
http://www.mediafire.com/?d7bjvawq8wxyivk
(pass: bhdpsociety.blogspot.com)

members :
pao
ronni tratax http://www.facebook.com/jono.soetedjo
aax belel http://www.facebook.com/profile.php?id=100000026118256

nono


BHDP movement #1

acara dengan format ugal ugalan dan dengan dana terbatas! ya... kemungkin besar semua ini sudah takdir, suasana liar yang diinginkan jauh dari harapan! pecahan botol sama sekali gak terdengar...justru kepulan kepulan rokok email yang memberikan suasana panas pada acara itu ..haaa..tapi sabar, semua nggak berhenti disini.. masih ada gebrakan edisi berikutnya (BHDP movement # 2).. we are brother glass, you are..?!!!



Sabtu, 07 Agustus 2010

GAIRAH MALAM (rip)


group musik yang baru semalam terbentuk, dan selalu berusaha untuk terus bersahaja... haaaaa!!! dengan siksaannya yang hanya terus mencover, ditambah lagi alunan distorsinya yang patah patah dan  menonjol, serta teriakan vokal yang cemplang dan khas!!! yaaa.. mengingatkan kita akan sebuah warung tuak remang remang dengan penghuni terkaram karam, yang terus berusaha sekuat tenaga untuk bisa berteriak, bernyanyi sampai pagi!!! yaaa....cinta..cinta..itu yang pantas untuk diteriakkan saat ini!! social distortion gagal, mungkin istilah itu yang akan mudah dimengerti!!
                                                             

members :      
merel dolop http://www.facebook.com/gairahmalam2