Ateisme…”aaah opo iki, ra maeen!!!??”. Yaaa..ateisme nggak lebih dan nggak kurang, hanyalah sebuah momok di negeri ini, hampir sejelek para brandalan iblis dan pengikut iblis itu sendiri. Ia hanya layak disejajarkan dengan pemabok, pelacur, pembunuh, pemerkosa, atau para preman preman pasar yang kabarnya suka bikin onar. Hampir gak ada tempat dinegeri ini untuk sosok sosok para ateis.. Haaa di lain pihak, negeri yang sangat agamis ini tidaklah memjajikan untuk menjadi sebuah negeri yang makmur, aman dan tentram. Justru sebaliknya, ada beberapa negara yang ateistik, namun berkembang dan menunjukkan ciri-ciri negara yang..maju, makmur, aman, tentram dan manusiawi. Aaah.. shiiits..lah!!
Yaa..Ateisme lahir dari sejarah yang panjang, sebagai salah satu anak dari modernisme. Meskipun cikal bakal ateisme sebenarnya sudah muncul dari zaman Yunani Kuno, dan ada yang mengatakan bahwa dewa-dewa yang ada hanyalah gambaran, imajinasi manusia saja dan tidak mungkin dewa yang agung kelakuannya sama dengan manusia, modernisme tetap menjadi ibu kandung dari ateisme, terlebih ateisme yang menjadi lawan dari teisme.
Modernisme lahir di dalam sebuah kondisi dan situasi di mana dogma merajalela dimana mana, dan manusia tidak mempunyai tempat. Semua segi kehidupan dilihat dari sudut pandang agama yang dogmatis. Manusia tidak memiliki tempat di dunia ini, sebuah panggung kethoprak di mana ia menjadi pemain pemain di dalamnya. Hidupnya bukanlah miliknya, melainkan milik Tuhan yang menjanjikan surge ber AC bila ia memainkan perannya dengan sosok yang sesuai, dan neraka panas penuh asap untuk yang menentang dan melawannya!!!!! Tafsir kitab suci yang awal mulanya hanya menjadi hak kaum pendeta, kini menjadi milik semua umat beriman, karena Tuhan diyakini akan menyapa, berbagi rokok dengan setiap orang orang yang percaya dan meyakini kitab suci itu sendiri!! Haaaa..Alam semesta yang mulanya dianggap dijalankan oleh Tuhan, kini tidak memerlukan Tuhan lagi sebagai pemilik dan pemeliharanya, melainkan dapat berjalan sendiri begitu hukum-hukum alam diciptakan…
Ateisme secara rasional dilahirkan oleh seorang filsuf Jerman abad ke-19 bernama Ajo Ludwig Feuerbach. Ia melihat, bahwa Tuhan hanyalah angan-angan, karangan dan ciptaan manusia. Ia menyebutnya dengan istilah proyeksi. Tuhan hasil dar produk sebuah proyeksi, imajinasi manusia. Yang adil, baik, kasih, namun juga cemburu, dan pemarah, dan ditambahkan dengan kualitas maha, maka ia menjadi mahaadil, mahabaik, mahakasih, juga mahacemburu dan mahapemarah. Celakanya manusia lupa bahwa Tuhan ini adalah ciptaannya sendiri. Ia kagum akan ciptaannya sendiri, bahkan merasa tunduk dalam menyembahnya.
Manusia memang dilahirkan dengan kemampuan memproyeksikan dirinya. Dengan memproyeksikan dirinya, ia lebih mampu mengenal dirinya sendiri. Dan ia bisa memproyeksikan dirinya sampai tak terhingga. Jika ia baik, ia bisa membayangkan sesuatu yang mahabaik.. Jika ia jahat pun, ia bisa membayangkan sesuatu yang mahajahat… Haaa..!!! Dan menurut Feuerbach, bahwa manusia lupa bahwa itu adalah proyeksi, cermin, dari dirinya sendiri. Ia malah seperti kagum, bahkan takut, pada bayangannya sendiri.
Feuerbach dengan ateismenya ini, sebenarnya mengkritik praktek beragama yang kerdil dan kaku. Ia melihat bahwa Tuhan yang disembah dipuji manusia, banyak di antaranya adalah bayangan yang diciptakan manusia itu sendiri. Ini bisa dilihat dengan jelas dari ciri-ciri Tuhan yang mirip dengan manusia: bertahta, mendengar, melihat, mendengar, mencinta, cemburu, membalas, dll. Apakah ini memang Tuhan yang sebenarnya, atau Tuhan ciptaan manusia. Haa..terserah..mana yang enak, yo di hajar wae duul!!!..Oni thanks!!